Sebuah
puisi politik sejam bersama rakyat. Dalam waktu dekat akan adanya pemilu, 5 tahun penjabatan presiden hanya sejam berpidato. Itulah kelebiahan pemimpin republik ini. Rakyat merasa merakyat, presiden juga rakyat.
Sejam Bersama Rakyat
Berkacamatalah dengan pantatku
Sebuah akal mu
Namaku bukan untukmu
Tempatkanlah
Di sisi mana
Cari sendiri
kau bukan binatang
Tak perlu di atur seperti binatang
Cumi – cumi jalan miring
Kau lebih pandai dari cumi – cumi
Jalanmu lurus tapi berbau busuk
Lidahmu mengambang
Di lalap api kebohongan
Aku berdiri disini
Menyaksikan dengan rakyat
Betapa indahnya tenggorokan mu
Berbicara tentang kebohongan
Perut mu pun ikut bicaca
Pena mu pun ikut bicara
Jari mu pun ikut bergerak
Kaki mu pun menyertainya.
Mata telinga mu pun jadi saksi
Mulut mu tidak bisa diam
Hambir sama dengan ketutku
Berbau busuk
Pantatku lebih indah dari mulutmu
Aku berdiri
Menyaksikan kepahitan rakyat
Aku pun tidak bisa berbuat apa – apa
Kalian lebih tau dari pada aku
Ini suara kami
Meraung – raung
Tidak seperti kalian menjilat – jilat
Pantatku yang menjijikkan
Semoga kalian mendengar
Tak mengurusi perut kalian lagi
By: Dalang wanataka
Title : Puisi Politik Sejam Bersama Rakyat
Description : Sebuah puisi politik sejam bersama rakyat. Dalam waktu dekat akan adanya pemilu, 5 tahun penjabatan presiden hanya sejam berpidato. Itulah...